Saya merasa beruntung saat berkesempatan mengunjungi Taman
Pujaan Bangsa Margarana, Tempat dimana Makam Pahlawan I Gusti Ngurah Rai berada, untuk kalian yang tahu atau pernah membaca buku
sejarah tentang Perang Puputan yang terjadi pada tanggal 20 November 1946. Indonesia kala
sudah dinyatakan merdeka
pada tanggal 17 Agustus 1945, namun Belanda kembali datang
setelah kekalahan Jepang pada perang dunia ke II. Kala itu pasukan yang
dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai yang berjumlah hanya 96 orang, melakukan
pertempuran sengit dengan tentara Belanda di Subak Umakahang, Desa Marga
Tabanan. Jumlah yang tidak seimbang ini ditambah gempuran atau serangan udara
dari pihak Belanda, membuat semua pasukan yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai
ini gugur termasuk sang komandan, sebaliknya di pihak Belanda 400 orang
pasukannya juga tewas. Untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah
berkorban jiwa dan raga, dibangunlah Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa atau
Taman Pahlawan Margarana agar generasi penerusnya
tidak melupakan bagaimana perjuangan para pahlawan untuk membebaskan tanah
kelahiran mereka ini dari tangan penjajah yang ingin merebutnya.
Mengunjungi Taman Pahlawan
Margarana adalah salah satu kegiatan yang dicanangkan oleh kampus dalam
mengingatkan para generasi muda khususnya mahasiswa tentang menghargai dan
berterimakasih atas jasa para pahlawan negeri ini dan kali ini khususnya
Pahlawan yang berasal dari Bali. Kegiatan ini disebut dengan Wawasan
Kebangsaan, di ikutin oleh ratusan Mahasiswa PPG SM-3T Undiksha. Bagi saya kegiatan ini memberikan banyak sekali pelajaran dan
pengentahuan baru tentang Bali Khususnya.
Pukul 10.00 pagi kami
tiba di Taman Pahlawan Margarana, para Dosen membagikan bunga untuk di tabur
saat Ziarah ke Makam Pahlawan Indonesia yang ada disana, sebelum menuju makam
kita akan bertemu dengan Candi
Pahlawan Margarana ; berdiri megah setinggi 17 meter, dengan bentuk
persegi lima. Disini terpahat secara berangkai isi surat Jawaban I Gusti Ngurah
Rai ( Pemimpin Dewan Pejuang Bali ) kepada Overste Termeulen ( Belanda ), yang menggambarkan kebesaran jiwa
perjuangan dan patriotisme bangsa Indonesia umumnya dan masyarakat Bali khususnya.
Melanjutkan perjalanan dari Candi
Pahlawan Margarana maka kita akan melihat Makam Pahlawan yang gugur saat
Perang melawan penjajah, sebelum berziarah ke Ribuan Makam Pahlawan yang ada
disana kita akan bertemu dengan satu makam yang merupakan Makam dari Pahlawan I
Gusti Ngurah Rai, sungguh perasaan yang campur aduk bagi saya saat dulu saya
hanya membaca kisah tentangnya di buku pelajaran sejarah dan sekarang mendapat
kesempatan untuk berkunjung ke makam Pahlawan I Gusti Ngurah Rai, tak lupa saya
memanjatkan doa untuk Beliau agar tuhan memberikan tempat yang indah untuknya
dan semua pahlawan Indonesia yang gugur saat melawan penjajah.
Kami melanjutkan untuk ziarah ke Makam
pahlawan lainnya, saat melihat-lihat nama Makam Pahlawan disana banyak sekali
Pahlawan yang kita tak pernah dengar namanya, namun kita harus berterimakasih
atas jasa dan perjuangannya. Ketika mengelilingi makam salah satu Dosen saya
berhenti dan melihat nama yang tertera di makam ternyata salah satu pahlawan
itu adalah keluarganya, iapun seketika duduk menaburkan bunga dan berdoa
tersirat haru sekaligus rasa bangga diwajahnya, sungguh pemandangan yang
membuat saya semakin berterimakasih kepada para Pahlawan yang
bahkan namanya banyak yang orang Indonesia tidak tahu. Namun berkat jasanya
kita bisa menikmati kebebasan untuk menikmati indahnya Indonesia, tanpa rasa takut
dan tindasan dari penjajah.
Saya bersama teman mahasiswa lainnya menaburkan
bunga ke semua makam yang ada disana, tak henti saya panjatkan doa dan terimakasih
kepada para Pahlawan yang telah berjasa untuk Indonesia. Meski namamu tak semua kami tau namun jasamu sangatlah luar biasa Pahlawanku, terimakasih kami ucapkan.
Setelah kegiatan Ziarah dan menabur
bunga di makam para pahlawan, kami berjalan dan berhenti di Gedung Sejarah
disini kita bisa belajar banyak hal tentang sejarah perjuangan Pahlawan Bali melawan
penjajah saat Perang Puputan dan kita juga bisa melihat benda-benda bersejarah
disana ada mesin tik, telepon, senjata dan lainnya. Saya banyak belajar dari
kunjungan kami ke Taman Pahlawan Margarana, dan semakin menyadarkan saya bahwa
apa yang bisa saya nikmati sekarang adalah berkat jasa mereka. Percayalah
kawan, tanpa jiwa tak takut mati mereka untuk melawan dan mengusir penjajah,
kita tak akan bisa menikmati kehidupan yang seperti sekarang. Maka dari itu
hargailah perjuangan Pahlawan. Terimakasih Pahlawanku, Jasamu kan selalu ku kenang.
No comments